KRITERIA ALAT TANGKAP IKAN YANG RAMAH LINGKUNGAN
Di
Indonesia saat ini, telah banyak dikembangkan metode penangkapan yang
tidak merusak lingkungan (Anonim. 2006). Selain karena tuntutan dan
kecaman dunia internasional yang akan memboikot ekspor dari negara yang
sistem penangkapan ikannya masih merusak lingkungan, pemerintah juga
telah berupaya untuk melaksanakan tata cara perikanan yang bertanggung
jawab
.
Food Agriculture Organization (FAO, sebuah lembaga di bawah
naungan Perserikatan Bangsa Bangsa yang menangani masalah pangan dan
pertanian dunia), pada tahun 1995 mengeluarkan suatu tata cara bagi
kegiatan penangkapan ikan yang bertanggung jawab (Code of Conduct for
Resposible Fisheries- CCRF). Dalam CCRF ini, FAO menetapkan serangkaian
kriteria bagi teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan. Sembilan
kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
Alat tangkap harus memiliki selektivitas yang tinggi.
Artinya,
alat tangkap tersebut diupayakan hanya dapat menangkap ikan/organisme
lain yang menjadi sasaran penangkapan saja. Ada dua macam selektivitas
yang menjadi sub kriteria, yaitu selektivitas ukuran dan selektivitas
jenis. Sub kriteria ini terdiri dari (yang paling rendah hingga yang
paling tinggi):
- Alat menangkap lebih dari tiga spesies dengan ukuran yang berbeda jauh
- Alat menangkap tiga spesies dengan ukuran yang berbeda jauh
- Alat menangkap kurang dari tiga spesies dengan ukuran yang kurang lebih sama.
- Alat menangkap satu spesies saja dengan ukuran yang kurang lebih sama.
Alat tangkap yang digunakan tidak merusak habitat, tempat tinggal dan berkembang biak ikan dan organisme lainnya.
Ada
pembobotan yang digunakan dalam kriteria ini yang ditetapkan
berdasarkan luas dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan alat
penangkapan. Pembobotan tersebut adalah sebagai berikut (dari yang
rendah hingga yang tinggi):
- Menyebabkan kerusakan habitat pada wilayah yang luas
- Menyebabkan kerusakan habitat pada wilayah yang sempit
- Menyebabkan sebagian habiat pada wilayah yang sempit
- Aman bagi habitat (tidak merusak habitat)
Tidak membahayakan nelayan (penangkap ikan).
Keselamatan
manusia menjadi syarat penangkapan ikan, karena bagaimana pun, manusia
merupakan bagian yang penting bagi keberlangsungan perikanan yang
produktif. Pembobotan resiko diterapkan berdasarkan pada tingkat bahaya
dan dampak yang mungkin dialami oleh nelayan, yaitu (dari rendah hingga
tinggi):
- Alat tangkap dan cara penggunaannya dapat berakibat kematian pada nelayan
- Alat tangkap dan cara penggunaannya dapat berakibat cacat menetap (permanen) pada nelayan
- Alat tangkap dan cara penggunaannya dapat berakibat gangguan kesehatan yang sifatnya sementara
- Alat tangkap aman bagi nelayan
Menghasilkan ikan yang bermutu baik.
Jumlah
ikan yang banyak tidak berarti bila ikan-ikan tersebut dalam kondisi
buruk. Dalam menentukan tingkat kualitas ikan digunakan kondisi hasil
tangkapan secara morfologis (bentuknya). Pembobotan (dari rendah hingga
tinggi) adalah sebagai berikut:
- Ikan mati dan busuk
- Ikan mati, segar, dan cacat fisik
- Ikan mati dan segar
- Ikan hidup
Produk tidak membahayakan kesehatan konsumen.
Ikan
yang ditangkap dengan peledakan bom pupuk kimia atau racun sianida
kemungkinan tercemar oleh racun. Pembobotan kriteria ini ditetapkan
berdasarkan tingkat bahaya yang mungkin dialami konsumen yang harus
menjadi pertimbangan adalah (dari rendah hingga tinggi):
- Berpeluang besar menyebabkan kematian konsumen
- Berpeluang menyebabkan gangguan kesehatan konsumen
- Berpeluang sangat kecil bagi gangguan kesehatan konsumen
- Aman bagi konsumen
Hasil tangkapan yang terbuang minimum.
Alat
tangkap yang tidak selektif (lihat butir 1), dapat menangkap
ikan/organisme yang bukan sasaran penangkapan (non-target). Dengan alat
yang tidak selektif, hasil tangkapan yang terbuang akan meningkat,
karena banyaknya jenis non-target yang turut tertangkap. Hasil tangkapan
non target, ada yang bisa dimanfaatkan dan ada yang tidak. Pembobotan
kriteria ini ditetapkan berdasarkan pada hal berikut (dari rendah hingga
tinggi):
- Hasil tangkapan sampingan (by-catch) terdiri dari beberapa jenis (spesies) yang tidak laku dijual di pasar
- Hasil tangkapan sampingan (by-catch) terdiri dari beberapa jenis dan ada yang laku dijual di pasar
- Hasil tangkapan sampingan (by-catch) kurang dari tiga jenis dan laku dijual di pasar
- Hasil tangkapan sampingan (by-catch) kurang dari tiga jenis dan berharga tinggi di pasar.
Alat tangkap yang digunakan harus memberikan dampak minimum terhadap keanekaan sumberdaya hayati (biodiversity).
Pembobotan kriteria ini ditetapkan berdasasrkan pada hal berikut (dari rendah hingga tinggi):
- Alat tangkap dan operasinya menyebabkan kematian semua mahluk hidup dan merusak habitat.
- Alat tangkap dan operasinya menyebabkan kematian beberapa spesies dan merusak habitat
- Alat tangkap dan operasinya menyebabkan kematian beberapa spesies tetapi tidak merusak habitat
- Aman bagi keanekaan sumberdaya hayati
Tidak menangkap jenis yang dilindungi undang-undang atau terancam punah.
Tingkat bahaya alat tangkap terhadap spesies yang dilindungi undangundang ditetapkan berdasarkan kenyataan bahwa:
- Ikan yang dilindungi sering tertangkap alat
- Ikan yang dilindungi beberapa kali tertangkap alat
- Ikan yang dilindungi .pernah. tertangkap
- Ikan yang dilindungi tidak pernah tertangkap
Diterima secara sosial.
Penerimaan
masyarakat terhadap suatu alat tangkap, akan sangat tergantung pada
kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di suatu tempat. Suatu alat diterima
secara sosial oleh masyarakat bila: (1) biaya investasi murah, (2)
menguntungkan secara ekonomi, (3) tidak bertentangan dengan budaya
setempat, (4) tidak bertentangan dengan peraturan yang ada. Pembobotan
Kriteria ditetapkan dengan menilai kenyataan di lapangan bahwa (dari
yang rendah hingga yang tinggi):
- Alat tangkap memenuhi satu dari empat butir persyaratan di atas
- Alat tangkap memenuhi dua dari empat butir persyaratan di atas
- Alat tangkap memenuhi tiga dari empat butir persyaratan di atas
- Alat tangkap memenuhi semua persyaratan di atas
Bila
ke sembilan kriteria ini dilaksanakan secara konsisten oleh semua pihak
yang terlibat dalam kegiatan penangkapan ikan, maka dapat dikatakan
ikan dan produk perikanan akan tersedia untuk dimanfaatkan secara
berkelanjutan. Hal yang penting untuk diingat bahwa generasi saat ini
memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan ketersediaan sumberdaya
ikan bagi generasi yang akan datang dengan pemanfaatan sumberdaya ikan
yang berkesinambungan dan lestari. Perilaku yang bertanggung jawab ini
dapat memelihara, minimal mempertahankan stok sumberdaya yang ada
kemudian akan memberikan sumbangan yang penting bagi ketahanan pangan
(food security), dan peluang pendapatan yang berkelanjutan.
Jenis-jenis Alat Tangkap Ikan Menurut Klasifikasi FAO
1. Surrounding net (Jaring Lingkar)
Jaring
lingkar merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip
penangkapan dengan cara melingkari gerombolan ikan sasaran tangkap
menggunakan jaring yang dioperasikan dengan perahu atau kapal serta
didukung sarana alat bantu penangkapan sesuai untuk mendukung
efektivitas dan efisiensi pengoperasiannya. Desian dan konstruksi jaring
ingkar berkembang disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang
dikehendaki, sehingga terdapat bergagai bentuk dan ukuran jaring lingkar
serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan yang digunakan.
Alat
ini ditujukan sebagai penangkap ikan pelagis yang bergerombol di
permukaan. Pada umumnya, alat ini berbentuk empat persegi panjang
dilengkapi yang dilewatkan melalui cincin yang diikatkan pada bagian
bawah jaring (tali ris bawah. Dengan menarik tali kerucut bagian bawah
ini, jaring dapat dikuncupkan (lihat gambar) dan jaring akan membentuk
semacam “mangkuk”.
Menurut International Standard Statistical
Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO
(Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap jaring lingkar terdiri
dari :
- With purse lines (Purse seines)
b. One boat operated purse seines
c. Two boats operated purse seines
- Without purse lines (lampara)
Purse seine (Sumber: Subani dan Barus 1989)
2. Seine net (Pukat)
Seine
nets atau pukat atau pukat tarik merupakan alat penangkapan ikan
berkantong tanpa alat pembuka mulut jaring. Pengoperasiannya dengan cara
melingkari gerombolan ikan dan menariknya ke kapal yang sedang
berhenti/berlabuh jangkar atau ke darat/pantai melalui kedua bagian
sayap tali selambar.
Desain dan konstruksi pukat tarik disesuaikan
dengan terget ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat
berbagai bentuk dan ukuran pukat tarik serta sarana apung maupun alat
bantu penangkapan ikan yang digunakan.
Menurut International Standard
Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan
oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap pukat tarik
terdiri dari :
- Beach seines
- Boat or vessel seines
a. Danish seines
b. Scottish seines
c. Pair seines
- Seine nets (not specified)
Pukat (Sumber: Subani dan Barus 1989)
3. Trawl
Secara
teknis, baik menurut umum ataupun mengikuti standar ISSCFG
(International Standard Statistical Classification Fishing Gear), FAO
(Nedelec and Prado 1990) "Trawl” adalah alat penangkap ikan yang
mempunyai target spesies baik untuk menangkap ikan maupun untuk udang.
Trawl memiliki kreteria yaitu (a) jaring berbentuk kantong (pukat) baik
yang berasal dari karakteristik asli maupun hasil modifikasi. (b) miliki
kelengkapan jaring (pukat) untuk alat pembuka mulut jaring baik
palang/gawang (beam) atau sepasang papan rentang (otter board) dengan
cara operasi dihela atau diseret (towing) oleh sebuah kapal (c) Tanpa
memiliki kelengkapan jaring (pukat) dengan cara operasi dihela oleh dua
buah kapal.
Trawl asli adalah jaring (pukat) trawl yang dirancang
bukan dari hasil modifikasi tidak ada perubahan dari aspek desain -
konstruksi, karakteristik dan metoda pengoperasian dengan ciri-ciri
yaitu (a) karakteristik bentuk konstruksi masih sesuai ketentuan teknis
jaring yang lazim (b) banyak menggunakan potongan miring (cutting rate)
pada bagian jaring (c) miliki bagian jaring berupa medan jaring atas
(square) bagi trawl dasar (bottom trawl) atau medan jaring bawah (bosoom
trawl) pertengahan permukaan (mid water trawl) (d) cara operasi
dirancang dengan dihela / diseret oleh sebuah atau dua buah kapal.
Trawl
hasil modifikasi adalah alat tangkap yang masuk kategori trawl, karena
adanya perubahan desain konstruksi , karakteristik jaring dan metode
operasi penangkapan dengan ciri-ciri (c) ada perubahan bentuk dan ukuran
dari jaring aslinya , terutama pemendekan ukuran sayap (b) teknik
pemotongan bagian jaring masih menggunakan potongan lurus (all point dan
all mesh), (c) kebanykan belum menambah bagian medan jaring (square)
masih tetap seperti kondisi aslinya (d) ada penambahan kelengkapan janng
berfungsi alat pembuka mulut jaring baik berupa palang/gawang (beam)
maupun papan rentang (otter board) dad kondisi aslinya. Okda perubahan
metode pengoperasian dari cara ditarik dari atas perahu atau pantai
menjadi cara dengan diseret / dihela oleh sebuah kapal.
Menurut
International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear
(ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok
alat tangkap trawl terdiri dari:
- Bottom trawls
a. beam trawls
b. otter trawls
c. pair trawls
d. nephrops trawls
e. shrimp trawls
f. bottom trawls (not specified)
- Midwater trawls
- Otter twin trawls
- Otter trawls (not specified)
- Pair trawls (not specified)
- Other trawls (not specified)
4. Dredge (Penggaruk)
Penggaruk
merupakan alat penangkap ikan berbingkai kayu atau besi yang bergerigi
atau bergancu di bagian bawahnya, yang dilengkapi atau tanpa
jaring/bahan lainnya. Penggaruk dioperasikan dengan cara menggaruk di
dasar perairan dengan atau tanpa perahu untuk menangkap kekerangan dan
biota lainnya.
Desain dan konstruksi penggaruk disesuaikan dengan
target ikan tangkapan yang dikehendaki, sehingga terdapat berbagai
bentuk dan ukuran penggaruk serta sarana apung maupun alat bantu
penangkapan ikan yang digunakan.
Menurut International Standard
Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan
oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap penggaruk
terdiri dari : 1 ). Boat Dredges dan; 2). Hand Dredges.
Metode
pengoperasian penggaruk dilakukan dengan cara menarik ataupun menghela
pengaruk di dasar perairan sehingga hasil tangkapan berupa kekerangan,
teripang, dan lainnya bisa terkumpul dan tertangkap serta masuk ke dalam
penggaruk.
5. Lift net (Jaring Angkat)
Jaring angkat
dioperasikan dengan menurunkan dan mengangkatnya secara vertikal. Jaring
ini biasanya dibuat dengan bahan jaring nion yang menyerupai kelambu,
karena ukuran mata jaringnya yang kecil (sekitar 0,5 cm). Jaring kelambu
kemudian diikatkan pada bingkai bambu atau kayu yang berbentuk bujur
sangkar.
Dalam penggunaannya, jaring angkat sering menggunakan lampu
atau umpan untuk mengundang ikan. Biasanya dioperasikan dari perahu,
rakit, bangunan tetap, atau langsung.
Dari bentuk dan cara penggunaannya, jaring angkat dapat mencakup bagan perahu, bagan tancap (termasuk kelong), dan serok
Jaring Angkat (Sumber: Subani dan Barus. 1989)
6. Falling gear (alat yang dijatuhkan)
Alat
yang dijatuhkan atau ditebarkan merupakan alat penangkapan ikan yang
pengoperasiannya dilakukan dengan ditebarkan atau dijatuhkan untuk
mengurung ikan dengan atau tanpa kapal.
Desain dan konstruksi alat
yang dijatuhkan atau ditebarkan disesuaikan dengan target ikan tangkapan
yang dihendaki. Berkaitan dengan hal ini maka terdapat berbagai bentuk
dan ukuran serta sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang
digunakan. Menurut International Standard Statistical Classificarion on
Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado
1990), kelompok alat tangkap yang dijatuhkan atau ditebarkan terdiri
dari: 1) Cast nets; dan 2); Falling gears (not specified).
7. Gill net, entangling nets (Jaring Insang Dan Jaring Puntal)
Jaring
insang (gill net) merupakan alat penangkapan ikan berbentuk empat
persegi panjang yang ukuran mata jaringnya merata dan dilengkapi dengan
pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah atau tanpa tali
ris bawah.
Jaring insang digunakan untuk menangkap ikan dengan cara
menghadang ruaya gerombolan ikan. Ikan-ikan yang tertangkap pada jaring
umumnya karena terjerat di bagian belakang penutup insang atau terpuntal
oleh mata jaring. Biasanya ikan yang tertangkap dalam jaring ini adalah
jenis ikan yang migrasi vertical maupun horizontalnya tidak terlalu
aktif.
Ada berbagai jenis jaring insang, yang terdiri dari satu lapis
jaring, dua lapis, maupun tiga lapis jaring. Jaring insang memiliki
mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh badan jaring. Jaring ini
kemudian dibentangkan untuk membentuk semacam dinding yang dapat
menjerat. Jaring insang dilengkapi dengan pelampung di bagian atas
jaring dan pemberat pada bagian bawahnya.
Menurut International
Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear (ISSCFG) yang
dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok alat tangkap
jaring insang terdiri dari:
- Set gillnets (anchored)
- Driftnets
- Encircling gillnets
- Fixed gillnets (on stakes)
- Trammel nets
- Combined gillnets-trammel nets
- Gillnets and entangling nets (not spicied)
- Gillnets (not specified)
Jaring Insang (Sumber: Subani dan Barus. 1989)
8. Trap (perangkap)
Perangkap
merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai prinsip penangkapan
dengan cara memperangkap ikan dengan menggunakan jaring dan atau bahan
lainnya yang dioperasikan dengan atau tanpa perahu atau kapal.
Desain
dan konstruksi perangkap disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang
dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran perangkap.
Menurut
International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear
(ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok
alat tangkap perangkap terdiri dari:
- Stationary uncovered pounds nets
- Pots
- Fyke nets
- Stow nets
- Barriers, fences, weirs, dll
- Aerial traps
- Traps (not specified)
9. Hook and line (pancing)
Hook
and line (pancing) merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai
prinsip penangkapan dengan memancing ikan target sehingga terkait dengan
mata pancing yang dirangkai dengan tali menggunakan atau tanpa umpan.
Desain
dan konstruksi pancing disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang
dikehendaki, sehingga terdapat berbagai bentuk dan ukuran pancing serta
sarana apung maupun alat bantu penangkapan ikan yang digunakan.
Menurut
International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear
(ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok
alat tangkap hooks and lines ini terdiri dari:
- Handlines and pole-lines (hand operated)
- Handlines and pole-lines (mechanized)
- Set longlines
- Drifting longlines
- Longlines (not specified)
- Trolling lines
- Hook and lines (not specified)
10. Grappling and wounding gear (pengait dan alat yang melukai)
Alat
pengait/penjepit dan alat yang melukai merupakan alat penangkapan ikan
yang mempunyai prinsip penangkapan dengan cara menerkam,
mengait/menjepit, melukai atau membunuh sasaran tangkap yang dilakukan
dari atasu kapal atau tanpa menggunakan kapal. Desain dan konstruksi
alat penjepit dan melukai mempunyai bentuk runcing/tajam pada salah satu
ujungnya.
Menurut International Standard Statistical Classificarion
on Fishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado
1990), kelompok alat tangkap pengait dan alat yang melukai ini adalah
harpoon.
11. Harvesting machine (mesin pemanen)
Yang dimaksud
dengan Pump fishing adalah suatu alat tangkap tanpa menggunakan jaring
tetapi dengan menggunakan pompa untuk menyedot ikan,udang,cumi-cumi dan
krill plankton masuk ke dalam kapal. Alat tangkap ini dioperasikan pada
kedalaman 110 meter dengan catchable area 20cm. Efektifnya menangkap
cumi-cumi .
Pump fishing (Sumber : Brant, 1984)
12. Alat tangkap lainnya.
Alat-alat
lainnya merupakan alat penangkapan ikan yang tidak termasuk ke dalam
penggolongan kelompok sebelumnya, dimana prinsip penangkapan tidak
dengan cara menjerat, memancing, memerangkap, mencengkram,
mengait/menjepit, melukai atau membunuh sasaran tangkap.
Desain dan
konstruksi alat tangkap lainnya ini merupakan konstruksi yang bentuknya
tidak terdapat pada setiap kelompok sebelumnya. Sehingga dapat
digolongkan sebagai kelompok tersendiri dan dimungkinkan akan mengalami
perkembangan sesuai dengan modifikasi dan kreatifitas nelayan dalam
rangka menciptakan rancang bangun alat penangkap ikan ke depan sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi penangkapan ikan yang ada.
Menurut
International Standard Statistical Classificarion on Fishing Gear
(ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado 1990), kelompok
alat tangkap lainnya ini adalah: Miscellaneous Gear. Sebagai informasi,
di Indonesia alat tangkap muro ami, serok teri dan alat penangkap
lobster termasuk dalam kategori alat tangkap ini.
Kajian Keramahan Lingkungan Alat Tangkap Menurut Klasifikasi Statistik Internasional Standar FAO
Metode
yang digunakan dalam kajian keramahan alat tangkap ikan ini dengan
pendekatan destkriptif yaitu menilai dan mengkaji karakteristik dari
suatu alat tangkap menurut klasifikasi statistik internasional standar
FAO dengan ke-9 (sembilan) kriteria keramahan menurut standart FAO.
Disebabkan karena banyaknya jenis alat tangkap dalam suatu klasifikasi,
maka untuk memudahkan pengkajiannya penulis membatasi salah satu alat
tangkap saja yang disebutkan sebagai dalam contoh yang termasuk dalam
klasifikasi alat tangkap tersebut.
Selanjutnya mencatat kriteria yang
kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan
dan dari kriteria tersebut diberikan solusi untuk meningkatkan
keramahannya. Adapun alat tangkap menurut klasifikasi statistik
internasional standar FAO :
13. Surrounding net (Jaring Lingkar)
Contoh : Jaring Lingkar/Puse seine
Dari
sembilan kriteria yang digunakan dalam mengkaji keramahan alat tangkap
surrounding net, dua kriteria yang kurang memenuhi sebagai persyaratan
puse seine yang ramah lingkungan. Kedua kriteria tersebut adalah :
Selektifitas.
Khusus selektifitas ini diperlukan penelitian lebih lanjut terutama
untuk mengetahui berapa spesies yang tertangkap dalam satu kali hauling
dan ukuran catch (panjang total dan lingkar tubuh) di fishing ground
tertentu. Hal ini disebabkan dapat saja diketahui selektifitas yang
berbeda pada fishing ground yang berbeda pula
Biaya investasi yang tinggi dalam satu unit penangkapan
Dari
kedua kriteria tersebut dapat diberikan solusi untuk meningkatkan
keramahannya, untuk selektifitas diperlukan penelitian lebih lanjut
untuk mendapatkan kurva selektifitasnya. Biaya investasi yang tinggi
dapat diatasi dengan memberdayakan kelompok nelayan,setiap anggota
mempunyai saham sesuai dengan jenis dan besarnya kontribusinya.
2. Seine net (Pukat)
Contoh : Pukat pantai/Beach seine
Dari
sembilan kriteria yang digunakan dalam mengkaji keramahan alat tangkap
pukat pantai, terdapat satu kriteria yang kurang memenuhi sebagai
persyaratan puse seine yang ramah lingkungan. Kedua kriteria tersebut
adalah :
Selektifitas. Sama halnya dengan puse seine, pukat pantai
juga diperlukan penelitian lebih lanjut dalam hal selektifitasnya ukuran
catch (panjang total dan lingkar tubuh) pada suatu fishing ground
tertentu.
Dari kriteria tersebut solusi yang dapat diberikan untuk
meningkatkan keramahannya, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
mendapatkan kurva selektifitasnya.
3. Trawl
Contoh : Pukat dasar/bottom trawl
Pada
alat tangkap trawl ini saat dioperasikan sesuai dengan habitat
pengoperasiannya yaitu didaerah pasir atau lumpur maka, kriteria yang
kurang memenuhi persyaratan sebagai botttom trawl yang ramah lingkungan,
adalah :
1. Selektifitasnya rendah, hal ini disebabkan dapat menangkap ikan juvenil sampai yang dewasa
2. By-catchnya rendah, menangkap tidak saja pada target spesies tetapi juga terkadang banyak menangkap ikan non target spesies
3. Dampak pada biodiversity tinggi, sering juga tertangkap biota yang dilindungi seperti penyu,dll
4. Kadang menimbulkan koflik sosial, terutama dengan nelayan bubu
Dari
ketiga kriteria tersebut solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan
keramahannya, untuk selektifitas dan by-catch yang rendah diperlukan
perbaikan mesh size terutama pada codend. Pada dampak biodiversity
diperlukan pemasangan BED (By catch excluder devise) dan TED (Turtle
excluder devise) dengan sistem pengawasan yang terpadu. Sedangkan
konflik yang terjadi dengan nelayan bubu biasanya masalah pengoperasian
alat tangkap yang sama dengan bubu, maka solusi yang dapat diberikan
dengan pengaturan fishing ground trawl diluar zona I dan Zona II.
4. Dredge (Penggaruk)
Contoh : Scoop Nets
Pada alat tangkap ini Ke-sembilan kriteria memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan.
5. Lift net (Jaring Angkat)
Contoh : Bagan perahu
Pada
alat tangkap bagan perahu ini kriteria yang kurang memenuhi persyaratan
sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. Selektifitasnya rendah, khususnya ikan teri, bagan apung cukup selektif terhadap ikan ini
By-catch tinggi, menangkap tidak saja pada target spesies tetapi juga terkadang banyak menangkap ikan non target spesies
3. Konsumsi BBM
Dari
ketiga kriteria tersebut solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan
keramahannya, untuk selektifitas dan by-catch yang rendah diperlukan
perbaikan mesh size. Untuk konsumsi BBM yang tinggi dianjurkan
menggunakan solar cell sebagai alternatif yang perlu dicoba
5. Falling gear (alat yang dijatuhkan)
Contoh : Jala Lempar/Hand cast nets
Pada
alat tangkap jala lempar ini apabila dioperasikan di daerah pasir atau
lumpur tidak dioperasikan di daerah karang maka, kriteria yang kurang
memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
Selektifitasnya
rendah, hal ini disebabkan dapat menangkap ikan kecil sampai ikan
dewasa yang masuk dalam catchable area alat tangkap ini.
solusi yang
dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya ialah diperlukan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dan meningkatkan
selektifitasnya.
7. Gill net, entangling nets (jaring insang dan jaring puntal)
Contoh : Trammel nets
Pada
alat tangkap ini delapan kriteria memenuhi persyaratan sebagai alat
tangkap yang ramah lingkungan. Kriteria yang kurang memenuhi persyaratan
sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1. By-catch,
target spesies alat tangkap ini adalah udang tetapi juga menangkap
ikan.seperti misalnya ikan gulamah. Perlu juga diketahui alat tangkap
ini direkomendasikan untuk menggantikan pengoperasian trawl karena dapat
menangkap udang dengan efektif. Solusi yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan keramahannya ialah perbaikan mesh size terutama inner net
dari bahan multifilamen.
8. Trap (perangkap)
Contoh : Bubu
Pada alat tangkap bubu kriteria yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
Selektifitas,
perlu penelitian tentang ukuran panjang total dan ukuran lingkar tubuh
ikan yang tertangkap dengan bubu untuk mengetahui selektifitasnya pada
setiap fishing ground.
Dapat merusak habitat karang, apabila digunakan batu karang sebagai pemberat
Dari
kedua kriteria tersebut solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan
keramahannya, untuk selektifitas diperlukan penelitian lebih lanjut
tentang hasil tangkapan hubungannya dengan selektifitasnya. Untuk
penggunaan batu karang diperlukan modifikasi bahan seperti dengan
menggunakan bahan dari besi,kawat dan sebagainya sehingga tidak
diperlukan lagi batu karang sebagai pemberat.
9. Hook and line (pancing)
Contoh : Pancing (Hand line)
Dari
semua alat tangkap, yang dibahas dalam makalah ini pancing adalah alat
tangkap yang paling selektif dan ramah terhadap lingkungan, sangat
memenuhi dari Ke-sembilan kriteria persyaratan sebagai alat tangkap yang
ramah lingkungan
10. Grappling and wounding gear (pengait dan alat yang melukai)
Contoh : Tombak/Harpoon
Pada
alat tangkap tombak atau harpoon kriteria yang kurang memenuhi
persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan, adalah :
1.
Dapat membahayakan nelayan. Apabila digunakan tidak menggunakan prinsip
kehati-hatian maka alat tangkap ini dapat melukai operator(nelayan).
Solusi yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya ialah dengan
menggunakan pendekatan prinsip kehati-hatian dalam pengoperasian alat
tangkap tombak.
11. Harvesting machine (mesin pemanen)
Contoh : Pump fishing
Yang
dimaksud dengan Pump fishing adalah suatu alat tangkap tanpa
menggunakan jaring tetapi dengan menggunakan pompa untuk menyedot
ikan,udang,cumi-cumi dan krill plankton masuk ke dalam kapal. Kriteria
yang kurang memenuhi persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah
lingkungan, adalah :
Selektifitasnya rendah
Menghasilkan ikan dengan kualitas yang rendah
By-catch tinggi
Solusi
yang dapat diberikan untuk meningkatkan keramahannya ialah untuk
selektifitas dan dan by-catch yang rendah agar menggunakan alat bantu
penangkapan seperti cahaya kemudian dalam catchable area yang
remang-remang(cahaya redup) alat tangkap di tawing ke perairan sehingga
cumi-cumi saja yang mendekat dan tertangkap(untuk metode ini perlu
penelitian lebih lanjut)sedangkan untuk ikan yang berkualitas rendah
sebaiknya alat tangkap ini menangkap cumi-cumi dan krill plankton saja
agar untuk menghindari penurunan kualitas hasil tangkapan
12 Alat tangkap lainnya.
Contoh : Tangan , pisau dan sabit
Alat ini digunakan untuk mengumpulkan rumput laut dan kerang-kerangan.
Paling
selektif dan ramah terhadap lingkungan, sangat memenuhi Ke-sembilan
kriteria persyaratan sebagai alat tangkap yang ramah lingkungan
Salam kenal Hasbie,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Laman
- Beranda
- Daftar Isi
- NILAI PERIKANAN
- MATERI SMA MUH KOTAAGUNG
- Penangkapan Ikan
- Budidaya Perikanan
- Penanganan Hasil Perikanan
- Materi SMP MUH Kotaagung
- SOAL - SOAL
- Info Seputar Perikanan Kotaagung Tanggamus
- Lowongan Kerja
- Perangkat Pembelajaran Perikanan
- Kisi-Kisi Soal Ujian
- Download Lagu Lampung
- Lagu Ciptaan Hasbie Dickyie
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus"Bermanfaat sekali jangan lupa mampir ya buat yang suka main togel, casino dan casino online disini tempat terbaiknya
BalasHapusLEO4D = leo4d55.com
Dapatkan promo menarik di beberapa bandar togel, casino dan casino online pilihan kamu sekarang!
- Cashback Togel 5%
- Cashback casino 5%
Rollingan Besar yang selalu menanti untuk kamu sekarang Coba keberuntungan kamu disini
- Rollingan Casino 0.7%
Dapatkan diskon spesial togel dan hadiah tinggi yang menanti untuk kamu sekarang juga!
- Diskon Togel 2D = 29% Hadiah x70
- Diskon Togel 3D = 59% Hadiah x400
- Diskon Togel 4D = 66% Hadiah x3000
Semua game ada disini :
Agen Togel, Agen Togel Aman, Agen Togel Terpercaya, Agen Togel Online, Bandar Togel, Bandar Togel Online, Bandar Togel Terpercaya,
Bandar Togel Aman, Situs Togel, Situs Togel Online, Situs Togel Terpercaya, Situs Togel Aman, Togel Online, Togel Online Aman,
Togel Online Terpercaya, Togel Online Terbaik,Agen casino, Agen casino Online, Agen casino Terpercaya, Agen casino Aman,
Bandar casino, Bandar casino Aman, Bandar casino Terpercaya, Bandar casino Online, Situs casino, Situs casino Online,
Situs casino Terpercaya, Situs casino Aman, Situs casino Terbaik, Agen Casino, Agen Casino Online, Agen Casino Aman, Agen Casino Terpercaya,
Bandar Casino, casino Online, Casino Online, Bandar Casino Terpercaya, Bandar Casino Terbaik, Bandar Casino Aman,
Situs Casino Online, Situs Casino Terpercaya, Situs Casino Aman, Situs Casino Indonesia.
Kami tunggu Kehadirannya Ya Pasti Menang Berapapun Kami Bayar !!!"
5 Things to do when making money from betting at online sportsbooks
BalasHapus› › Legal-sports-betting › Legal-sports-betting When you septcasino are making money worrione from betting at online sportsbooks, you หาเงินออนไลน์ should think about betting a few minutes before you start gambling.